Contoh Kesalahan yang Tidak Disengaja (ERROR) dan Cara Mengauditnya
Sumber Gambar: https://www.wptotal.com.br/categoria/erros/
Assalamualaikum Readers! Teman-teman sudah tahu belum mengapa auditing itu penting untuk dilakukan? Ya, auditing penting untuk dilakukan karena setiap objek audit memiliki potensi kesalahan atau penyimpangan.
Lalu ada apa saja kemungkinan kesalahan itu? Ada dua kemungkinan kesalahan/ penyimpangan , yaitu:
- Tidak disengaja (Error)
- Disengaja (Fraud)
Pada postingan ini saya akan mengkhususkan untuk membahas mengenai contoh Error beserta cara mengauditnya. Berikut penjelasan dibawah ini.
Dua Jenis Kriteria ERROR, yaitu:
1. Intentional Error
Adalah kesalahan yang disengaja
dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri dalam bentuk window
dressing dan check kitting.
Window dressing yaitu merekayasa laporan keuangan agar
terlihat lebih baik, tujuannya agar lebih mudah mendapat pendanaan (kredit)
dari bank.
Check kitting adalah merekayasa saldo rekening bank yang ditampilkan lebih besar sehingga current ratio terlihat lebih baik.
Contoh kasus akibat Intentional Error:
Masih ingat kah kasus Enron dan WorldCom yang akhirnya memunculkan Undang-undang Sarbanes Oxley pada tahun 2002?
Kasus itu bermula ketika Enron secara dramatis mengalami kebangkrutan. Diawali dengan jatuhnya harga saham dan kemudian mengumumkan kerugiannya dan akhirnya mengarah pada kebangkrutan. Enron telah melakukan kecurangan untuk menipu investornya.
Sedangkan WorldCom melakukan kecurangan akuntansi dengan menggelembungkan laba dan arus kasnya. WorldCom menyajikan biaya operasi normal sebagai pengeluaran modal sehingga meningkatkan laba yang dilaporkan.
2. Un-Intentional error
Adalah kesalahan yang terjadi
secara tidak sengaja (human error), misalnya salah menghitung jumlah dan
penerapan standar akuntansi keuangan (SAK) yang salah karena ketidaktahuan.
Lalu bagaimana cara mengaudit suatu kesalahan yang tidak disengaja atau error?
Misalkan terjadi kekeliruan/ error dalam suatu laporan keuangan, pasti akan terlihat suatu hal yang aneh dan tidak masuk akal serta menimbulkan dampak yang signifikan daripada biasanya. Maka, proses akhir yang harus dilakukan adalah evaluasi atas dampak kesalahan penyajian yang telah diidentifikasi, seperti ketidakakuratan dalam akumulasi data yangg digunakan untuk menyusun laporan keuangan , kealpaan atau kesalahan dalam penafsiran suatu fakta.
Selanjutnya, setelah mengakumulasi kesalahan yang terjadi hal yang perlu dilakukan adalah mengkomunikasikan secara tepat waktu atas semua kesalahan
penyajian yang diakumulasi selama audit kepada tingkat manajemen yang tepat,
kecuali dilarang oleh peraturan perundang-undangan, karena perundang-undangan
mungkin membatasi komunikasi auditor tentang kesalahan penyajian tertentu ke
manajemen, atau yang lain dalam entitas. Hal ini dianggap penting karena
memungkinkan manajemen mengevaluasi apakah unsur tersebut adalah kesalahan sehingga dapat diambil tindakan yang diperlukan untuk menindaklanjutinya.
Baiklah teman-teman, sekiranya cukup sekian yang dapat saya sampaikan, semoga bisa memberikan manfaat bagi kita semua. Seperti biasa, teman-teman tidak perlu sungkan untuk memberikan kritik dan saran kepada saya agar blog ini bisa menjadi lebih baik lagi ☺Wassalamualaikum.