Minggu, 15 September 2019


Assalamualaikum Readers! Dikesempatan ini saya akan membahas mengenai Audit, lebih lengkapnya seperti yang dapat teman-teman lihat dijudul potingan ini.

Sebelum kita membahas lebih lanjut, apakah teman-teman sudah tahu apa itu auditing?
Auditing atau pengauditan adalah pemeriksaan untuk menguji kesesuaian objek pemeriksaan dengan standar atau ketentuan yang berlaku. Auditing dilakukan dengan cara mengumpulkan dan menguji bukti pendukung objek pengauditan.

Jika teman-teman masih bingung, saya akan memberi ilustrasi sederhana dari pengauditan di kehidupan sehari hari kita, antara lain:
  1. Dosen yang mengoreksi atau mencocokkan hasil pekerjaan mahasiswa dengan kunci jawaban
  2. Pelayan restoran yang mengecek kembali pesanan pembelinya
  3. Dokter yang memeriksa pasiennya, dsb.
Seperti yang tercantum dalam definisi pengauditan yang telah saya sebutkan diatas, berikut ini adalah beberapa contoh objek pemeriksaan  audit  atau hal-hal yang berpotensi menimbulkan kesalahan dan perlu diaudit:

1. Laporan Keuangan
Mengapa laporan keuangan perlu diaudit? Karena laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses pencatatan transaksi keuangan suatu perusahaan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada satu periode akuntansi dan merupakan gambaran umum mengenai kinerja suatu perusahaan. Terdapat dua cara untuk mengaudit laporan keuangan. Pertama dengan cara Vouching atau uji keberadaan, yakni dengan cara mencocokkan laporan keuangan dengan saldo di buku besar, dilanjutkan pengecekkan ke jurnal hingga pencocokkan dengan bukti transaksi. Kedua yaitu Tracing atau uji kelengkapan, cara ini merupakan kebalikan dari Vouching yakni mengecek dari bukti transaksi terlebih dahulu lalu dilanjut sampai laporan keuangan.

2. Sumber Daya Manusia di Perusahaan
Peningkatan tuntutan kerja, peraturan yang kompleks, norma etika serta persaingan domestik dan global dapat mengubah bentuk SDM.  Artinya, perusahaan-perusahaan harus mulai memandang bahwa SDM sebagai sebuah faktor yang penting. Untuk mencapai tujuan perusahaan, maka faktor ini harus dijunjung tinggi. Hal ini dapat dicapai dengan cara melakukan audit (penilaian) terhadap diri sendiri sebagai langkah pertama menuju perbaikan yang terus menerus (continuous improvement). Setelah itu, departemen SDM dapat menemukan dan memperbaiki masalah-masalah sebelum masalah tersebut menjadi serius. Proses audit akan menciptakan kesamaan persepsi antara departemen SDM dengan manajer operasi, dengan catatan semua anggota departemen bertindak objektif dalam melakukan audit tersebut.


3. Sistem Informasi
Secara umum audit sistem informasi dimaksudkan untuk mengevaluasi tingkat kesesuaian antara sistem informasi dengan prosedur bisnis perusahaan atau kebutuhan pengguna  untuk mengetahui apakah suatu sistem informasi telah didesain dan diimpilmentasikan secara efektif, efisien, dan ekonomis, memiliki mekanisme pengamanan aset, serta menjamin integritas data yang memadai.

Demikianlah contoh hal-hal yang memiliki potensi kesalahan dan perlu diaudit. Semoga dapat memberikan manfaat bagi teman-teman. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam menyampaikan informasi, kritik dan saran dari teman-teman sangatlah saya harapkan. Sampai jumpa dipostingan selanjutnya, Readers! Wassalamualaikum.

Blooming Daffodil . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates