Hal-hal yang Memiliki Potensi Kesalahan dan Perlu Diaudit
Sumber
Gambar: https://sentralsistem.com
Sebelum kita membahas lebih lanjut, apakah teman-teman sudah
tahu apa itu auditing?
Auditing atau pengauditan
adalah pemeriksaan untuk menguji kesesuaian objek pemeriksaan dengan standar
atau ketentuan yang berlaku. Auditing dilakukan dengan cara mengumpulkan
dan menguji bukti pendukung
objek pengauditan.
Jika teman-teman masih bingung, saya akan memberi ilustrasi sederhana
dari pengauditan di kehidupan sehari hari kita, antara lain:
- Dosen yang mengoreksi atau mencocokkan hasil pekerjaan mahasiswa dengan kunci jawaban
- Pelayan restoran yang mengecek kembali pesanan pembelinya
- Dokter yang memeriksa pasiennya, dsb.
Seperti yang tercantum dalam definisi pengauditan yang telah
saya sebutkan diatas, berikut ini adalah beberapa contoh objek pemeriksaan audit
atau hal-hal yang berpotensi menimbulkan kesalahan dan perlu diaudit:
1. Laporan Keuangan
Mengapa laporan keuangan perlu diaudit?
Karena laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses pencatatan transaksi
keuangan suatu perusahaan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada satu periode akuntansi dan merupakan gambaran umum mengenai kinerja suatu
perusahaan. Terdapat dua cara untuk mengaudit laporan keuangan. Pertama dengan
cara Vouching atau uji keberadaan,
yakni dengan cara mencocokkan laporan keuangan dengan saldo di buku besar,
dilanjutkan pengecekkan ke jurnal hingga pencocokkan dengan bukti transaksi.
Kedua yaitu Tracing atau uji
kelengkapan, cara ini merupakan kebalikan dari Vouching yakni mengecek dari bukti transaksi terlebih dahulu lalu
dilanjut sampai laporan keuangan.
2. Sumber Daya Manusia di Perusahaan
Peningkatan tuntutan kerja, peraturan yang
kompleks, norma etika serta persaingan domestik dan global dapat mengubah
bentuk SDM. Artinya,
perusahaan-perusahaan harus mulai memandang bahwa SDM sebagai sebuah faktor yang
penting. Untuk mencapai tujuan perusahaan, maka faktor ini harus dijunjung
tinggi. Hal ini dapat dicapai dengan cara melakukan audit (penilaian) terhadap
diri sendiri sebagai langkah pertama menuju perbaikan yang terus menerus
(continuous improvement). Setelah itu, departemen SDM dapat menemukan dan
memperbaiki masalah-masalah sebelum masalah tersebut menjadi serius. Proses
audit akan menciptakan kesamaan persepsi antara departemen SDM dengan manajer
operasi, dengan catatan semua anggota departemen bertindak objektif dalam
melakukan audit tersebut.
3. Sistem Informasi
Secara umum audit sistem informasi
dimaksudkan untuk mengevaluasi tingkat kesesuaian antara sistem informasi
dengan prosedur bisnis perusahaan atau kebutuhan pengguna untuk mengetahui apakah suatu sistem informasi
telah didesain dan diimpilmentasikan secara efektif, efisien, dan ekonomis,
memiliki mekanisme pengamanan aset, serta menjamin integritas data yang
memadai.
Demikianlah contoh hal-hal yang memiliki potensi kesalahan dan perlu diaudit. Semoga dapat memberikan manfaat bagi teman-teman. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam menyampaikan informasi, kritik dan saran dari teman-teman sangatlah saya harapkan. Sampai jumpa dipostingan selanjutnya, Readers! Wassalamualaikum.